Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 Oktober 2010

Terungkap Setelah Ortu Korban Melapor
Jakarta - SURYA-
Pelecehan seksual dialami setidaknya tiga siswi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) DKI Jakarta. Ketiga siswi yang salah satunya berinisial S berkali-kali disuruh seniornya lari telanjang dari kamar mandi ke kamar tidur selama Orientasi Kepaskibrakaan (OKA).
Berita pelecehan seksual tersebut ramai setelah orangtua korban mendatangi dan melaporkan kejadian itu ke pemusatan pelatihan Paskibraka di gedung Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/8).
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8), mengatakan telah mengetahui masalah tersebut. Namun, Tim Investigasi Internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta belum bisa memastikan kebenaran informasi mengenai pelecehan seksual terhadap anggota Paskibraka tersebut. Tim investigasi masih mengumpulkan data mengenai kejadian itu dan akan melaporkannya sebelum 25 Agustus.
Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap calon anggota Paskibraka di Provinsi Jakarta diduga terjadi pada sore hari. Di saat itulah jadwal Orientasi Kepaskibrakaan sangat padat, sehingga tak memungkinkan anggota Paskibraka untuk bersiap secara maksimal.
Demikian diungkapkan Ketua Tim Investigasi Internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Jakarta, Mohamad Mahdi, saat ditemui Kompas.com di lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8).
Mahdi, mengaku, pembinaan fisik anggota Paskibraka selama OKA dilakukan secara semimiliter oleh anggota Paskibraka senior angkatan 2006-2009.
Setiap pagi 30 calon Paskibraka Jakarta digembleng latihan fisik, antara lain dengan berlari dan melakukan push-up. “Pembinaannya secara semimiliter. Tapi, kami melakukannya berdasarkan pembinaan fisik yang kami ketahui, tidak seperti Paskibraka nasional yang digembleng oleh tentara,” aku Mahdi.
Mahdi mengatakan, masa orientasi Paskibraka bisa saja memakan waktu selama sebulan. Namun, untuk orientasi di level provinsi, hanya dilakukan selama lima hari pada 2-6 Juli 2010. “Kalau itu terjadi (pelecehan), mungkin terjadi sore hari setelah latihan baris-berbaris,” kata Mahdi.
Dalam masa orientasi di Kompleks Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Lemdikanas) Cibubur tersebut, setiap hari 30 calon Paskibraka dari Jakarta diharuskan bangun Subuh. Mereka kemudian diwajibkan mengepel lantai, menyetrika pakaian, dan juga berolahraga pagi hingga pukul 07.00 WIB.
Setelah itu, calon Paskibraka masuk ke barak untuk sarapan dua butir telur rebus dan segelas susu. Selanjutnya masuk barak tidur untuk persiapan mandi dan kemudian melakukan latihan baris-berbaris hingga pukul 12.00.
Usai istirahat, salat, dan makan siang, para siswa kembali berlatih dengan diselingi salat Asar. Latihan selesai pada pukul 17.00. Setelah itu, anggota Paskibraka mulai mandi sore, salat Magrib dan makan malam.
Tepat pukul 19.00, mereka harus sudah siap mengikuti sesi pelajaran hingga pukul 21.00. Jeda dua jam antara latihan dan sesi pelajaran itulah yang sering kali memakan banyak waktu. Jika molor, hukuman lari bugil seperti dikeluhkan orangtua Paskibraka mungkin saja terjadi.
Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) DKI Jakarta, Yosse Yuliandra, juga mengenal situasi yang memungkinkan seorang Paskibraka tanpa busana selama Orientasi Kepaskibrakaan (OKA). “Hal tersebut mungkin saja terjadi, tetapi itu baru mungkin terjadi jika waktunya mepet,” katanya.
Yosse mengatakan bahwa situasi seperti itu dimungkinkan untuk menghindari molornya jadwal pelaksanaan OKA. Namun, Yosse meyakinkan kejadian itu, kalaupun ada, hanya terjadi di barak putri dan tak bisa dilihat dari luar barak. “Kami mengenal itu (anggota Paskibraka mondar-mandir tanpa busana). Paskibraka (putri dan putra) itu sesuatu yang terpisah. Masing-masing barak pun tertutup dan tak bisa dilihat orang luar,” kata Yosse saat ditemui di Lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8) siang.
Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta Firmansyah menyatakan, hingga saat ini tidak ada keluhan dari anggota Paskibraka wilayah Jakarta yang dilaporkan mendapat perlakuan asusila selama masa orientasi. Juga tidak ada satu pun anggota Paskibraka yang keluar dari Paskibraka Kota Jakarta.
“Kalau hal itu (pelecehan seksual) terjadi dan membuat siswa tidak nyaman, pasti yang bersangkutan akan keluar (dari Paskibraka). Tapi nyatanya tidak bahkan tadi ikut upacara,” kata Firmansyah ketika ditemui di Lapangan IRTI Monas.
Dikatakannya, dari 30 calon anggota Paskibraka yang mengikuti masa orientasi di Cibubur, 27 orang di antaranya telah melaksanakan tugas pengibaran bendera dalam upacara HUT ke-65 RI di Lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8) pagi.
Dua orang di antaranya dikirim sebagai Paskibraka tingkat nasional dan bertugas di Istana Negara. Adapun satu orang lagi tidak diikutkan karena sakit dan absen dalam masa latihan pengibaran bendera pada 13-17 Agustus.
Saat ini, para anggota Paskibraka tersebut masih mengikuti pelatihan di Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan. Mereka akan kembali ditugaskan dalam upacara pengibaran bendera pada hari-hari besar nasional di tingkat provinsi.
Namun begitu, Firmansyah tidak membenarkan jika ada anggota Paskibraka disuruh tanpa busana dalam barak selama masa orientasi. “Kalau sampai bugil ya tidak dibenarkan. Minimal pakai handuk. Itupun masih tidak dibenarkan,” kata Firmansyah.
Gubernur DKI Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke mengatakan akan menindak tegas pelaku yang menghukum bugil anggota Paskibraka. “Saya kira mereka yang bertindak tidak sesuai kode etik akan dikenakan sanksi,” ujar Foke singkat.
Soal sanksi, Foke mengatakan belum dapat mengutarakannya. “Nanti kita lihat karena belum tentu semuanya pegawai negeri,” kata Foke. Ditambahkannya, saat ini dirinya tengah meminta laporan lengkap soal kasus pelecehan seksual tersebut. nlhw/kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar